Thursday 15 December 2016

TINJAUAN PUSTAKA : KONSENTRASI LARUTAN

2 comments:
TINJAUAN KEPUSTAKAAN 
K0NSENTRASI LARUTAN 







Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Perubahan gaya antarmolekul yang dialami oleh molekul dalam bergerak dari zat terlarut murni atau pelarut ke keadaan tercampur mempengaruhi baik kemudahan pembentukan maupun kestabilan larutan. Larutan dapat berada dalam kesetimbangan fase dengan gas, padatan, atau cairan lain, kesetimbangan ini sering kali menunjukkan efek yang menarik yang ditentukan oleh bobot molekul zat terlarut (Oxtoby, 2001).

Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap liter larutan. Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1.000 g pelarut murni, sedangkan fraksi mol menyatakan perbandingan mol salah satu komponen dengan jumlah mol semua komponen (Syukri,1999).


Selesainya suatu proses reaksi dapat dilihat dari perubahan warna, jika warna larutan sudah berubah maka tercapailah suatu titrasi. Indikator merupakan asam dan basa kedua dalam larutan yang dititrasi. Penyebab warna berubah adalah karena indikator lebih lemah dari pada asam atau basa  analit, sehingga indikator bereaksi terakhir dengan titrat (Suardhana, 1986).

Unsur terpenting yang menentukan keadaan bahan dalam larutan adalah pelarut. Komponen yang jumlahnya lebih sedikit dinamakan zat terlarut. Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air atau aqueous. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan tersebut dinamakan larutan encer. Istilah larutan biasanya mengandung arti pelarut cair dengan cairan, padatan, atau gas sebagai zat terlarut. Larutan dapat pula berbentuk padat dan gas. Karena molekul-molekul gas terpisah jauh, molekul-molekul dalam campuran gas berbaur secara acak, semua campuran gas adalah larutan.
Dalam larutan padat, pelarutnya adalah zat padat. Kemampuan membentuk larutan padat sering terdapat pada logam dan larutan padat ini dinamakan alloy. Dalam larutan padat tertentu, atom terlarut menggantikan beberapa atom pelarut dalam kisi kristal. Larutan ini dinamakan larutan substitusional, yang ukuran atom pelarut dan terlarutnya kira-kira sama. Dalam larutan padat lain atom terlarut dapat mengisi kisi atau lubang dalam kisi-kisi pelarut. Pembentukan larutan padat interstisial terjadi apabila atom terlarut cukup kecil untuk memasuki lubang-lubang diantara atom-atom pelarut.

Konsentrasi larutan menyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut/larutan. Sehingga setiap sistem konsentrasi harus menyatakan satuan yang digunakan untuk zat terlarut, kuantitas kedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhan, dan satuan yang digunakan untuk kuantitas kedua. Satuan konsentrasi yang kuantitas terlarut dan larutannya diukur berdasarkan massa dinamakan persen massa/massa. Satuan konsentrasi yang kuantitasnya dinyatakan dalam satuan volume disebut persen volume/volume. Masih ada kemungkinan lain yaitu campuran satuan massa dan volume. Misalnya jika zat terlarut diukur berdasarkan massa dan kuantitas larutan berdasarkan volume, dapat digunakan istilah persen massa/volume. Jika konsentrasi  larutan diberikan berdasarkan persen tanpa penjelasan lebih lanjut mengenai massa/massa, volume/volume, massa/volume, maka yang dimaksud adalah persen massa.
Pada konsentrasi molar (Molaritas), dicatat bahwa:
1.    Stoikiometri reaksi kimia didasarkan pada jumlah nisbi atom, ion, atau molekul yang bereaksi.
2.    Banyak reaksi kimia yang dilakukan dalam larutan. Karena alasan ini konsentrasi dinyatakan berdasarkan jumlah partikel terlarut, atau konsentrasi molar (Achmadi,2004).
         Salah satu reaksi yang sering digunakan dalam titrasi adalah netralisasi asam-basa. Biasanya, sebagai larutan asam diletakkan pada erlemeyer atau gelas kimia. Indikator adalah suatu zat yang mempunyai warna yang berlainan dalam keadaan asam dan basa. Misalnya, lakmus dalam suasana asam akan berwarna merah, sedangkan dalam keadaan basa warnanya biru. Indikator lain yang biasa juga digunakan adalan phenophtalein, yang dalam suasana asam tidak berwarna dan dalam keadaan basa berwarna merah muda (Brady,1999).

Agar titrasi dapat berlangsung dengan baik, yang harus diperhatikan adalah :
1.    Interaksi antara penitrasi dan zat yang ditentukan harus berlangsung secara stoikiometri, artinya sesuai dengan ketetapan yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam titrimetri. Reaksi harus sempurna sekurang-kurangnya 99,9% pada titik kesetaraan.
2.    Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan cepat.
Titrasi dapat diklasifikasikan menjadi :
1.    Berdasarkan reaksi
-     Titrasi asam basa
-     Titrasi oksidasi reduksi
-     Titrasi pengendapan
-     Titrasi kompleksometri
2.    Berdasarkan titran (larutan standar) yang dipakai
-     Titrasi asidimetri
3.    Campuran penetapan akhir
-     Cara visual dengan indikator
-     Cara elektromagnetik
4.    Berdasarkan konsentrasi
-     Makro
-     Semimikro
-     Mikro
5.    Berdasarkan teknik pelaksanaan
-     Titrasi langsung
-     Titrasi plank
-     Titrasi tidak langsung (Keenan,1999)
Penambahan solute menurunkam tendensi lepasnya molekul-molekul solven hingga penurunan titik beku akan terjadi pengurangan takanan uap, paling tidak larutan yang encer adalah berbanding langsung dengan kosentrasi dari partikel-partikel solute yang ditambahkan
Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai keasaaman dalam struktur dan sifat –sifat kelistrikan dengan molekul-molekul solven. Bila ada keasaman, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara solute-solven adalah kuat, begitu juga sebaliknya. Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggidalam solven polar dari pada dalam solven nonpolar (Sastrohamidjojo,2001).

Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air atau aqueous. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlalu sedikit, larutan dinamakan larutan encer. Larutan adalah campuaran yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut (solute), sedangkan yang jumlahnya lebih banyak disebut pelarut (Chang,2003).

Titrasi adalah cara yang memungkinkan kita untuk mengukur jumlah yang pasti dari suatu larutan dengan mereaksikan suatu larutan lain yang konsentrasinya diketahui. Analitis semacam ini yang menggunakan pengukuran volume larutan pereaksi disebut analitis volumetri (Petrucci,1987).













DAFTAR PUSTAKA



Oxtoby,G. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Erlangga : Jakarta.
Suardhana, L. 1986. Kimia Dasar. Erlangga : Jakarta.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2ITB : Bandung.
Achmadi, Suminar. 2004. Kimia Dasar. Erlangga : Jakarta.
Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur.Binarupa Aksara : Jakarta.
Keenan, Charles W, dkk. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga : Jakarta
Sastrojamidjojo, Harjono. 2001Kimia Dasar. Gajah Mada Press : Jakarta.
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga. Jilid I.
Erlangga,  Jakarta.
Petrucci, H . Ralph. Kimia dasar jilid 2. Erlangga : jakarta

2 comments:

Berbagi senyum itu indah :)

 
back to top