TINJAUAN KEPUSTAKAAN
K0NSENTRASI LARUTAN
Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau
lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur.
Perubahan gaya antarmolekul yang dialami oleh molekul dalam bergerak dari zat
terlarut murni atau pelarut ke keadaan tercampur mempengaruhi baik kemudahan
pembentukan maupun kestabilan larutan. Larutan dapat berada dalam kesetimbangan
fase dengan gas, padatan, atau cairan lain, kesetimbangan ini sering kali
menunjukkan efek yang menarik yang ditentukan oleh bobot molekul zat terlarut
(Oxtoby, 2001).
Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut
dalam tiap liter larutan. Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut
dalam tiap liter larutan. Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam
tiap 1.000 g pelarut murni, sedangkan fraksi mol menyatakan perbandingan mol
salah satu komponen dengan jumlah mol semua komponen (Syukri,1999).
Selesainya suatu proses reaksi dapat dilihat dari
perubahan warna, jika warna larutan sudah berubah maka tercapailah suatu
titrasi. Indikator merupakan asam dan basa kedua dalam larutan yang dititrasi.
Penyebab warna berubah adalah karena indikator lebih lemah dari pada asam atau
basa analit, sehingga indikator bereaksi terakhir dengan titrat
(Suardhana, 1986).
Unsur terpenting yang menentukan keadaan bahan dalam larutan adalah
pelarut. Komponen yang jumlahnya lebih sedikit dinamakan zat terlarut. Larutan
yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air atau aqueous.
Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah banyak dinamakan larutan
pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan tersebut dinamakan larutan
encer. Istilah larutan biasanya mengandung arti pelarut cair dengan cairan,
padatan, atau gas sebagai zat terlarut. Larutan dapat pula berbentuk padat dan gas.
Karena molekul-molekul gas terpisah jauh, molekul-molekul dalam campuran gas
berbaur secara acak, semua campuran gas adalah larutan.
Dalam larutan padat,
pelarutnya adalah zat padat. Kemampuan membentuk larutan padat sering terdapat
pada logam dan larutan padat ini dinamakan alloy. Dalam larutan padat tertentu,
atom terlarut menggantikan beberapa atom pelarut dalam kisi kristal. Larutan
ini dinamakan larutan substitusional, yang ukuran atom pelarut dan terlarutnya
kira-kira sama. Dalam larutan padat lain atom terlarut dapat mengisi kisi atau
lubang dalam kisi-kisi pelarut. Pembentukan larutan padat interstisial terjadi
apabila atom terlarut cukup kecil untuk memasuki lubang-lubang diantara
atom-atom pelarut.
Konsentrasi larutan menyatakan
kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut/larutan. Sehingga setiap sistem
konsentrasi harus menyatakan satuan yang digunakan untuk zat terlarut,
kuantitas kedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhan, dan satuan yang
digunakan untuk kuantitas kedua. Satuan konsentrasi yang kuantitas terlarut dan
larutannya diukur berdasarkan massa dinamakan persen massa/massa. Satuan
konsentrasi yang kuantitasnya dinyatakan dalam satuan volume disebut persen
volume/volume. Masih ada kemungkinan lain yaitu campuran satuan massa dan
volume. Misalnya jika zat terlarut diukur berdasarkan massa dan kuantitas
larutan berdasarkan volume, dapat digunakan istilah persen massa/volume. Jika
konsentrasi larutan diberikan berdasarkan persen tanpa penjelasan lebih
lanjut mengenai massa/massa, volume/volume, massa/volume, maka yang dimaksud
adalah persen massa.
Pada
konsentrasi molar (Molaritas), dicatat bahwa:
1. Stoikiometri
reaksi kimia didasarkan pada jumlah nisbi atom, ion, atau molekul yang
bereaksi.
2. Banyak
reaksi kimia yang dilakukan dalam larutan. Karena alasan ini konsentrasi
dinyatakan berdasarkan jumlah partikel terlarut, atau konsentrasi molar
(Achmadi,2004).
Salah satu
reaksi yang sering digunakan dalam titrasi adalah netralisasi asam-basa.
Biasanya, sebagai larutan asam diletakkan pada erlemeyer atau gelas kimia.
Indikator adalah suatu zat yang mempunyai warna yang berlainan dalam keadaan
asam dan basa. Misalnya, lakmus dalam suasana asam akan berwarna merah,
sedangkan dalam keadaan basa warnanya biru. Indikator lain yang biasa juga
digunakan adalan phenophtalein, yang dalam suasana asam tidak berwarna dan
dalam keadaan basa berwarna merah muda (Brady,1999).
Agar titrasi dapat berlangsung dengan baik, yang harus diperhatikan adalah
:
1. Interaksi antara penitrasi dan zat yang
ditentukan harus berlangsung secara stoikiometri, artinya sesuai dengan
ketetapan yang dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam titrimetri.
Reaksi harus sempurna sekurang-kurangnya 99,9% pada titik kesetaraan.
2. Laju reaksi harus cukup tinggi agar
titrasi berlangsung dengan cepat.
Titrasi dapat
diklasifikasikan menjadi :
1. Berdasarkan reaksi
- Titrasi asam basa
- Titrasi oksidasi reduksi
- Titrasi pengendapan
- Titrasi kompleksometri
2. Berdasarkan titran (larutan standar)
yang dipakai
- Titrasi asidimetri
3. Campuran penetapan akhir
- Cara visual dengan indikator
- Cara elektromagnetik
4. Berdasarkan konsentrasi
- Makro
- Semimikro
- Mikro
5. Berdasarkan teknik pelaksanaan
- Titrasi langsung
- Titrasi plank
- Titrasi tidak langsung (Keenan,1999)
Penambahan solute menurunkam tendensi lepasnya molekul-molekul solven
hingga penurunan titik beku akan terjadi pengurangan takanan uap, paling tidak
larutan yang encer adalah berbanding langsung dengan kosentrasi dari
partikel-partikel solute yang ditambahkan
Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai
keasaaman dalam struktur dan sifat –sifat kelistrikan dengan molekul-molekul
solven. Bila ada keasaman, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara
solute-solven adalah kuat, begitu juga sebaliknya. Secara umum, padatan ionik
mempunyai kelarutan yang lebih tinggidalam solven polar dari pada dalam solven
nonpolar (Sastrohamidjojo,2001).
Larutan yang menggunakan air sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air
atau aqueous. Larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah banyak dinamakan
larutan pekat. Jika jumlah zat terlalu sedikit, larutan dinamakan larutan
encer. Larutan adalah campuaran yang homogen dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut (solute), sedangkan yang jumlahnya
lebih banyak disebut pelarut (Chang,2003).
Titrasi adalah cara yang memungkinkan kita untuk mengukur jumlah yang pasti
dari suatu larutan dengan mereaksikan suatu larutan lain yang konsentrasinya
diketahui. Analitis semacam ini yang menggunakan pengukuran volume larutan pereaksi
disebut analitis volumetri (Petrucci,1987).
DAFTAR PUSTAKA
Oxtoby,G. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Erlangga : Jakarta.
Suardhana, L. 1986. Kimia Dasar.
Erlangga : Jakarta.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. ITB : Bandung.
Achmadi,
Suminar. 2004. Kimia Dasar. Erlangga : Jakarta.
Brady, J. E.
1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur.Binarupa Aksara : Jakarta.
Keenan,
Charles W, dkk. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga : Jakarta
Sastrojamidjojo,
Harjono. 2001. Kimia
Dasar. Gajah Mada Press : Jakarta.
Chang,
Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga. Jilid
I.
Erlangga, Jakarta.
Petrucci, H .
Ralph. Kimia dasar jilid 2. Erlangga : jakarta
thanks
ReplyDeleteterima kasih.... copas gan
ReplyDelete