Nah kawan...di entri pertama saya di blog ini, saya akan membagikan beberapa referensi atau landasan teori yang sering kali membuat kita pusing sampe galau nggk karuan gitu hehe,,,,,, jadi silahkn di copas aja ya kawan,,,,, etss tapi jangan lupa , harus di baca juga dan di mengerti kalimatnya........
selamat bekerja !!! :D :D :D 😆😆😆😉😉
TINJAUAN
KEPUSTAKAAN : ALAT-ALAT LABORATORIUM
Terdapat dua kelompok
alat-alat ukur yang digunakan pada analisa kuantitatif, yaitu: Alat-alat yang
teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti (kualitatif).
Untuk alat-alat yang teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret, labu ukur,
pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang tidak teliti (kualitatif) terdiri dari
gelas ukur, erlenmeyer, dan lainnya. Penggunaan alat-alat gelas tersebut
haruslah sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan
baik dan tepat. Apabila terjadi suatu kesalahan atau kekeliruan dalam
penggunaannya akan mempengaruhi hasil yang diperoleh. Ada beberapa macam
peralatan yang dipakai di laboratorium, antara lain:
Timbangan triple beam
Merupakan timbangan tradisional yang berfungsi
untuk menimbang massa suatu zat padatan dengan tingkat keakuratan yang rendah
(0,01-0,001 g).
Timbangan analitik
Merupakan timbangan modern yang
berfungsi untuk menimbang massa suatu zat atau sampel (bahan) dalam
analisis kuantitatif yang merupakan padatan dengan tingkat keakuratan yang
tinggi dengan ketelitian tinggi (0.0001 gram). Serta digunakan untuk
menimbang bahan kimia dalam proses pembuatan larutan untuk uji kuantitatif dan
proses standarisasi.
Bola hisab
Digunakan untuk membantu proses
pengambilan cairan. Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk
menyedot cairan (suction), mengambil udara (aspirate)
dan mengosongkan (empty).
Pipet gondok
Digunakan untuk mengambil larutan dengan
volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung
(gondok) pada bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk
menyedot larutan.
Pipet ukur
Alat yang terbuat dari gelas, berbentuk
seperti gambar disamping. Pipet ini memiliki skala. Digunakan untuk mengambil
larutan dengan volume tertentu dengan menggunakan bulp atau pipet pump untuk
menyedot larutan.
Buret
Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki
kran di ujungnya. Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala
0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL, berfungsi untuk mengeluarkan
larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi yang
dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui kran.
Labu takar
Berupa labu dengan leher yang panjang
dan bertutup; terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat
memuai. di bagian leher terdapat lingkaran graduasi, volume, toleransi, suhu
kalibrasi dan kelas gelas. Ukurannya mulai dari 1 mL hingga 2 L. Berfungsi
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan
dengan keakurasian yang tinggi.
Erlemeyer
Merupakan gelas yang diameternya semakin
ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai
dari 10 mL sampai 2 L. Berfungsi untuk menyimpan dan memanaskan
larutan, menampung filtrat hasil penyaringan serta menampung titran (larutan
yang dititrasi) pada proses titrasi.
Gelas Kimia (beaker)
Merupakan gelas tinggi, berdiameter
besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang
tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC. Ukuran alat ini ada
yang 50 mL, 100 mL dan 2 L. Berfungsiuntuk mengukur volume larutan yang tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia,
memanaskan cairan serta media pemanasan cairan.
Gelas ukur
Digunakan untuk mengukur volume zat
kimia dalam bentuk cair. Alat ini mempunyai skala, tersedia bermacam-macam
ukuran, mulai dari 10 mL sampai 2 L. Tidak boleh digunakan untuk mengukur
larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan meniscus pada saat pembacaan
skala. Berfungsi untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu.
Setelah peralatan
laboratorium digunakan cuci bersih dan sterilkan peralatan tersebut karena analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang
tidak bersih. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti beker dan erlenmeyer paling baik
dibersihkan dengan sabun, deterjen sintetik atau
pembersih sintetik lainnya. Pipet, buret, tabung reaksi atau labu volumetrik mungkin memerlukan deterjen panas untuk bisa benar-benar bersih
dan hilang atau hilang semua bekas kotoran yang menempel. Jika permukaan kaca
belum membuang airnya secara keseluruhan, perlu digunakan larutan pembersih
yang sifat oksidasinya kuat sehingga dapat memastikan kebersihan kaca secara
keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu dibilas dengan air kran, kemudian
dengan sedikit air suling dan biarkan mengering sendiri tanpa di lap. (Underwood , 1998)
Pekerjaan dalam laboratorium
biasanya sering menggunakan beberapa alat gelas. Penggunaan alat ini dengan
tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan
baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan apabila
ada kemauan dari para pekerja, pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium
untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang
terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya.
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama
yang menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau proses yang
berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali
berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya
diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer, spektrofotometer,
dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya
diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph (Moningka, 2008).
Pada umumnya kegiatan praktek laboratium diarahkan pada upaya supaya
mahasiswa dituntut untuk menguji, memverifikasi atau membuktikan hukum atau
prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan oleh dosen,asisten dosen atau buku teks.
Ada juga percobaan yang dirancang oleh dosen atau asisten dosen adalah
mahasiswa disuruh melakukan percobaan dengan prosedur yang sudah terstruktur
yang membawa mahasiswa kepada prinsip atau hukum yang tidak diketahui
sebelumnyadari data empiris yang mereka kumpulkan hasil dari percobaan tersebut.
Namun terdapat berbagai kelemahan dasar dari cara seperti ini, secara logis
prinsip ilmiah dan hukum alam tidak dapat dibuktikan secara langsung; prinsip
ilmiah dan hukum alam juga tidak dapat diuji hanya dengan jumlah percobaan yang
terbatas yang dilakukan oleh mahasiswa. Keterbatasan alat yang digunakan,
keterampilan yang dipunyai, waktu yang singkat dan kompleksitas generalisasi,
merupakan keterbatasan percobaan mahasiswa yang menunjukkan hal yang hebat
kalau mahasiswa bisa menghasilkan prinsip teoritis yang penting dari sekumpulan
data mentah hasil percobaan.maka bimbingan dari dosen dan asisten dosen sangat
dibutuhkan dalam proses penelitian.Banyak sekali alat-alat praktikum yang harus
kita kenal dan kita ketahui agardalam proses penelitian dan praktikum berjalan
lancar tanpa ada masalah.pengenalan alat ini juga akan menambah wawasan dan
pengetahuan bagaimana cara kerja alat tersebut beserta fungsinya. tentu dari
sini kita bisa belajar bagaimana penggunaannya agar dalam penelitian kita nanti
mendapatkan hasilyang akurat dan dapat dipercaya.hasil penelitan tergantung
dari proses penelitian,jika penelitian baik dan penggunaan alatnya benar tentu
hasil pengamatan kita baik pula.alat-alat laboratorium juga tidak bisa
digunakan jika tidak sesuai dengan fungsinya maka dari itu kita harus teliti
dan mebutuhkan pengetahuan (braddy,1994)
Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga
akan melaksanakan kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama
seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut
penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di
laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen
itu dapat diulangi atau diiru kembali
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan
mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dan alat-alat di laboratorium.
Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan
fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan
sempurna (Walton, 1998).
Alat-alat
laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam diantaranya alat
pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga perselin, kasa,
gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan porselin).
Selain itu juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat gelas
harus diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas
wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu
takar), pipet ukur (pipet gondok dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan
alat-alat lain seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer, corong, semprot, kertas
saring, timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan
fungsi masing-masing yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam melaksanakan
praktikum (Subroto, 2000 : 110).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat
kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang
analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh
lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu
wadah yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam dari permukaan kaca,
tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan atau kadang-kadang
mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti bekker dan
erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet,
buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa
benar-benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara
seragam, mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya
dapat memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan,
alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan
sedikit air suling, dan akhirnya mengering
sendiri (Day dan Underwood, 1999 : 577-578).
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A and A.L. Underwood. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif edisi
keenam.
Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Moningka. 2008. Kimia Fisika.Rineka
Cipta,Jakarta.
Brady, James E. 1994. “Kimia Universitas Edisi
Kelima”. Jilid Pertama. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis
Kimia Kualitatif”. EdisiKelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Subroto, J. 2000. “Buku Pintar Alat Laboratorium”. Aneka : Solo.
Walton. 1998. “Pengenalan Alat-Alat Laboratorium”.
Diakses pada 2 Oktober
2012.
UNTUK PARTISIPASINYA JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN YA KAWAN.. BUAT MODAL SEMANGAT HAHA.. 💑🙌🙋🙋😇😇😛
UNTUK PARTISIPASINYA JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN YA KAWAN.. BUAT MODAL SEMANGAT HAHA.. 💑🙌🙋🙋😇😇😛
awesome hahaha
ReplyDelete