Friday 18 November 2016

TINJAUAN PUSTAKA : PERCOBAAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

1 comment:
Nah kawan...di entri  pertama saya di blog ini, saya akan membagikan  beberapa referensi atau landasan teori yang sering kali membuat kita pusing sampe galau nggk karuan gitu hehe,,,,,, jadi silahkn di copas aja ya kawan,,,,, etss tapi jangan lupa , harus di baca juga dan di mengerti kalimatnya........ 
selamat bekerja !!! :D :D :D 😆😆😆😉😉





TINJAUAN KEPUSTAKAAN : ALAT-ALAT LABORATORIUM 




Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa kuantitatif, yaitu: Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang  tidak teliti (kualitatif). Untuk alat-alat yang teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret, labu ukur, pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang tidak teliti (kualitatif) terdiri dari gelas ukur, erlenmeyer, dan lainnya. Penggunaan alat-alat gelas tersebut haruslah sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan tepat. Apabila terjadi suatu kesalahan atau kekeliruan dalam penggunaannya akan mempengaruhi hasil yang diperoleh. Ada beberapa macam peralatan yang dipakai di laboratorium, antara lain:
        Timbangan triple beam
Merupakan timbangan tradisional yang berfungsi untuk menimbang massa suatu zat padatan dengan tingkat keakuratan yang rendah (0,01-0,001 g).

           Timbangan analitik
Merupakan timbangan modern yang berfungsi untuk menimbang massa suatu zat atau sampel (bahan) dalam analisis kuantitatif yang merupakan padatan dengan tingkat keakuratan yang tinggi dengan ketelitian tinggi (0.0001 gram). Serta digunakan untuk menimbang bahan kimia dalam proses pembuatan larutan untuk uji kuantitatif dan proses standarisasi.
           Bola hisab
Digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).
           Pipet gondok
Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan.
           Pipet ukur
Alat yang terbuat dari gelas, berbentuk seperti gambar disamping. Pipet ini memiliki skala. Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu dengan menggunakan bulp atau pipet pump untuk menyedot larutan.
           Buret
Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL, berfungsi untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi yang dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui kran.
           Labu takar
Berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. di bagian leher terdapat lingkaran graduasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas. Ukurannya mulai dari 1 mL hingga 2 L. Berfungsi Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan dengan keakurasian yang tinggi.
           Erlemeyer
Merupakan gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala  sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L. Berfungsi untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrat hasil penyaringan serta menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi.

           Gelas Kimia (beaker)
Merupakan gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L. Berfungsiuntuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat  ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan cairan serta media pemanasan cairan.
           Gelas ukur
Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran, mulai dari 10 mL sampai 2 L. Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan meniscus pada saat pembacaan skala. Berfungsi untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu.
Setelah peralatan laboratorium digunakan cuci bersih dan sterilkan peralatan tersebut karena analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti beker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun, deterjen sintetik atau pembersih sintetik lainnya. Pipet, buret, tabung reaksi atau labu volumetrik mungkin memerlukan deterjen panas untuk bisa benar-benar bersih dan hilang atau hilang semua bekas kotoran yang menempel. Jika permukaan kaca belum membuang airnya secara keseluruhan, perlu digunakan larutan pembersih yang sifat oksidasinya kuat sehingga dapat memastikan kebersihan kaca secara keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu dibilas dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling dan biarkan mengering sendiri tanpa di lap. (Underwood , 1998)

Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa alat gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu laboratorium dapat kita ciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja, pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya.
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph (Moningka, 2008).

Pada umumnya kegiatan praktek laboratium diarahkan pada upaya supaya mahasiswa dituntut untuk menguji, memverifikasi atau membuktikan hukum atau prinsip ilmiah yang sudah dijelaskan oleh dosen,asisten dosen atau buku teks. Ada juga percobaan yang dirancang oleh dosen atau asisten dosen adalah mahasiswa disuruh melakukan percobaan dengan prosedur yang sudah terstruktur yang membawa mahasiswa kepada prinsip atau hukum yang tidak diketahui sebelumnyadari data empiris yang mereka kumpulkan hasil dari percobaan tersebut. Namun terdapat berbagai kelemahan dasar dari cara seperti ini, secara logis prinsip ilmiah dan hukum alam tidak dapat dibuktikan secara langsung; prinsip ilmiah dan hukum alam juga tidak dapat diuji hanya dengan jumlah percobaan yang terbatas yang dilakukan oleh mahasiswa. Keterbatasan alat yang digunakan, keterampilan yang dipunyai, waktu yang singkat dan kompleksitas generalisasi, merupakan keterbatasan percobaan mahasiswa yang menunjukkan hal yang hebat kalau mahasiswa bisa menghasilkan prinsip teoritis yang penting dari sekumpulan data mentah hasil percobaan.maka bimbingan dari dosen dan asisten dosen sangat dibutuhkan dalam proses penelitian.Banyak sekali alat-alat praktikum yang harus kita kenal dan kita ketahui agardalam proses penelitian dan praktikum berjalan lancar tanpa ada masalah.pengenalan alat ini juga akan menambah wawasan dan pengetahuan bagaimana cara kerja alat tersebut beserta fungsinya. tentu dari sini kita bisa belajar bagaimana penggunaannya agar dalam penelitian kita nanti mendapatkan hasilyang akurat dan dapat dipercaya.hasil penelitan tergantung dari proses penelitian,jika penelitian baik dan penggunaan alatnya benar tentu hasil pengamatan kita baik pula.alat-alat laboratorium juga tidak bisa digunakan jika tidak sesuai dengan fungsinya maka dari itu kita harus teliti dan mebutuhkan pengetahuan (braddy,1994)



                         



Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga akan melaksanakan kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir sama seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil eksperimen itu dapat diulangi atau diiru kembali
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).

Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga perselin, kasa, gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan porselin). Selain itu juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat gelas harus diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu takar), pipet ukur (pipet gondok dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat-alat lain seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer, corong, semprot, kertas saring, timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan fungsi masing-masing yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam melaksanakan praktikum (Subroto, 2000 : 110).






Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam dari permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan atau kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti bekker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet, buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa benar-benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara seragam, mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya dapat memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan sedikit air suling, dan akhirnya mengering
sendir(Day dan Underwood, 1999 : 577-578).









DAFTAR PUSTAKA


Day, R.A and A.L. Underwood. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif edisi keenam.  
 Penerbit Erlangga, Jakarta.

Moningka. 2008. Kimia Fisika.Rineka Cipta,Jakarta.


Brady, James E. 1994. “Kimia Universitas Edisi Kelima”. Jilid Pertama. Penerbit Erlangga: Jakarta.

Day, R.A. Jr and, A. L. Underwood. 1998. “Analisis Kimia Kualitatif”. EdisiKelima. Penerbit ErlanggaJakarta.

Subroto, J. 2000. “Buku Pintar Alat Laboratorium”. Aneka : Solo.

Walton. 1998. “Pengenalan  Alat-Alat Laboratorium”.
                        http://www.wordpress.co.id
                        Diakses pada 2 Oktober 2012.


UNTUK PARTISIPASINYA JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN YA KAWAN.. BUAT MODAL SEMANGAT HAHA.. 💑🙌🙋🙋😇😇😛


1 comment:

Berbagi senyum itu indah :)

 
back to top